Alkisah, spesies manusia pertama kali muncul di Afrika dan kemudian
menyebar ke seluruh penjuru Bumi. Dalam penyebarannya, proses evolusi
berlangsung menyesuaikan dengan tempat tinggal serta gaya hidup.
Ada beragam fosil nenek moyang manusia alias manusia purba yang
ditemukan. Namun, banyak penemuan tak disertai dengan gambaran wajah
manusia purba yang sebenarnya. Alhasil, manusia saat ini pun kesulitan
membayangkan leluhurnya.
Sebuah pameran di Dresden, Jerman, akhir-akhir ini berupaya menyajikan
wajah manusia purba yang lebih realistis. Ilmuwan yang ikut terlibat
menggunakan teknik digitalisasi komputer untuk menggambarkan 27 wajah
manusia purba yang direkonstruksi berdasarkan fosil yang ditemukan.
Salah satu yang digambarkan adalah Sahelanthropus tchadensis. Spesies
itu adalah spesies manusia paling purba, hidup 7 juta tahun lalu,
sebelum manusia dan simpanse terpisah secara genetik berdasarkan teori
evolusi.
Spesies lain adalah Homo rudolfensis yang hidup 2 juta tahun lalu.
Berdasarkan hasil rekonstruksi, spesies ini memiliki rahang lebar,
hidung pesek, mata relatif sempit, serta dahi kecil.
Tak ketinggalan pula Homo erectus yang hidup 1 juta tahun lalu. Satu
teori menyebutkan bahwa spesies ini berasal dari Afrika, lalu bermigrasi
ke India, China, dan Jawa. Teori lain menyebutkan bahwa spesies ini
berasal dari Asia dan pindah ke Afrika.
Ada pula Homo neanderthalensis yang diperkirakan merupakan kerabat
terdekat Homo sapiens, manusia modern. Jenis ini hidup sekitar 60.000
tahun lalu. Beberapa penelitian mengungkapkan bahwa manusia modern
pernah kawin dengan spesies ini.
Ada banyak versi tentang asal-usul manusia. Teori "Out of Africa" adalah
yang paling kuat, tetapi banyak pula tandingannya. Pameran ini berupaya
memperkenalkan lokasi penggalian di Afrika dan hasil penelitian para
arkeolog dengan cara yang lebih menarik.
Jumat, 17 Agustus 2012
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar